Dari mana mulai belajar digital marketing?

 


Digital marketing telah menjadi strategi yang penting bagi bisnis modern. Membangun kehadiran online dan meningkatkan keterlibatan dengan konsumen dapat membantu perusahaan memperluas jangkauannya dan meningkatkan penjualan. Namun, banyak orang yang merasa kesulitan untuk memulai belajar digital marketing karena kompleksitas dan tingginya persaingan di pasar.

Dalam artikel ini, kami akan membahas langkah-langkah awal yang dapat Anda ambil untuk memulai belajar digital marketing dan membangun keahlian Anda dalam bidang ini.

1. Pelajari konsep dasar

Sebelum Anda memulai, Anda perlu memahami konsep dasar dalam digital marketing. Digital marketing meliputi berbagai elemen seperti SEO, PPC, media sosial, email marketing, dan konten pemasaran. Pelajari definisi dan prinsip-prinsip dasar dari masing-masing elemen ini dan cara mereka berinteraksi satu sama lain.

2. Ikuti kursus digital marketing online

Ada banyak kursus online gratis dan berbayar yang dapat membantu Anda memulai belajar digital marketing. Pilih kursus yang relevan dengan bidang yang ingin Anda pelajari. Beberapa kursus terbaik termasuk Google Digital Garage, HubSpot Academy, dan Udemy.

3. Bergabunglah dengan komunitas digital marketing

Bergabung dengan komunitas digital marketing dapat membantu Anda memperluas jaringan Anda dan belajar dari para ahli di bidang ini. Cari grup atau forum online yang relevan dengan bidang Anda dan ikuti diskusi tentang topik-topik terkait digital marketing.

4. Praktekkan apa yang Anda pelajari

Praktekkan apa yang Anda pelajari dengan membuat kampanye digital marketing Anda sendiri. Ini dapat membantu Anda memahami konsep-konsep dan teori yang telah Anda pelajari dalam konteks praktis. Cobalah membuat konten pemasaran, mengelola kampanye iklan PPC, dan mengoptimalkan situs web Anda untuk SEO.

5. Pelajari dari kesalahan Anda

Penting untuk belajar dari kesalahan Anda. Setiap kampanye digital marketing yang Anda luncurkan tidak akan sempurna, tetapi dengan memperbaiki kesalahan dan mengambil pelajaran dari setiap kampanye, Anda akan menjadi lebih terampil dan efektif dalam bidang ini.

6. Tetap terus belajar

Digital marketing selalu berubah dan berkembang. Jangan berhenti belajar setelah Anda memahami konsep dasar. Tetap terus belajar dan memperbaharui pengetahuan Anda agar tetap relevan dengan perkembangan terbaru di bidang ini.

Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda dapat memulai perjalanan belajar digital marketing Anda dengan efektif dan membangun keahlian Anda dalam bidang ini. Selamat mencoba!

Terjebak Lailatul Qadar...?

 


Ramadan 1444 H.

Setiap ramadan, apalagi menjelang 10 malam terakhir, salah satu bahasan yang pasti sering di bahas di ceramah-ceramah di masjid atau di tipi-tipi atau di kanal-kanal media sosial adalah tentang lailatul qadar.

lailatul qadar adalah malam yang sangat mulia yang lebih baik dari 1.000 bulan. sebagaimana disampaikan dalam Al Quran (QS Al-Qadar 1-5)

نَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ، وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ, لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ، سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar."

dan dalam Hadis Nabi :

تَحَرَّوْا ليلة القدرِ في الوِتْرِ، من العشرِ الأواخرِ من رمضانَ

Artinya: “Carilah oleh kalian keutamaan lailatul qadar (malam kemuliaan) pada malam-malam ganjil di sepuluh malam terakhir bulan ramadan." (HR Bukhari)

Maka tergopoh-gopoh lah saya mencari masjid untuk itikaf di malam-malam ganjil di 10 malam terakhir. apakah ini baik? saya yakin 1000% ini baik, tapi apakan ini cara yang benar untuk mendapatkan Lailatul Qadar?

saya mulai merenung...

Saya merasa seperti anak sekolah yang belajar ketika mau ujian (SKS = Sistem Kebut Semalam) padahal saya merasa sistem SKS ini adalah sistem yang sangat lemah, kenapa?

1. Tidak Maksimal ujiannya, karena hanya mengandalkan yang di pelajari semalam.

2. Akan lupa setelah ujian itu selesai.

3. Tidak belajar karena ilmu, tapi belajar karena mau ujian.

Bukankan seharusnya kita belajar untuk ilmu, bukan untuk ujian?

Begitupun ketika ibadah, bukankah seharusnya kita ibadah bukan karena waktu, tapi karena sang pemilik waktu?

seperti Solatnya Rasulullah, ketika ditanya Sayidah Aisyah : ''Mengapa Engkau masih beribadah sedemikian rupa Ya Rasulullah? Bukankah dosamu yang lalu dan yang akan datang sudah dijamin diampuni Allah?'' Beliau menjawab singkat, ''Apa tidak boleh aku menjadi hamba yang bersyukur?''


Wallahualam bishshawab....

Brian Kamoed



Maju mundurnya sebuah bangsa, bisa di lihat dari cara rakyatnya ngaduk baso.

 



Kok bisa?

Jadi begini kawan...
pernah dengan istilah "Butterfly Effect"?

istilah dalam teori kekacauan yang berhubungan dengan "ketergantungan yang peka terhadap kondisi awal", di mana perubahan kecil pada satu tempat dalam suatu sistem tak linear dapat mengakibatkan perbedaan besar dalam keadaan kemudian (Wikipedia)

Terus... apa hubungannya ngaduk baso dengan
dengan maju mundurnya bahkan kehancuran sebuah bangsa? (Lebay... ^-^)

Tenang kawan...
begini...

Biasanya kalau kita beli baso, si emang tukang baso, naro dulu mie, sayuran dan basonya. Baru di kasih bumbu Garam, kecap saos cuka dan sebagainya. Iya kan?

Padahal logika sederhananya, kalau mau enak, harusnya taro bumbu dulu, garam, kecap, saos, cula, sambel dll di aduk dan di cobain, kalau sudah pas baru taro mie sayur baso, tulang dll nya.

Tapi da kita mah, ya udah lah, gapapa...orang juga kaya gitu.

padahal, kalau cara yg pertama kemungkinan tidak teraduknya sangat besar, ada saos yang menggumpal di satu sisi, asinnya hanya di sebagian dan lain sebagainya.

Terus apa hubungannya hal sepele kaya gitu dengan kehancuran sebuah bangsa...?

Begini kawan....
dari cara ngaduk baso tadi, itu menunjukan bahwa bangsa kita adalah bangsa yang tidak terbiasa berfikir. Bangsa kita adalah bangsa yang terbiasa melakukan apa yang orang lakukan.

Contoh...
bangsa barat, kalau liat rumah berantakan dia berfikir, bagaimana kumaha caranya agar rumah tidak berantakan, maka lahirlah vacuum cleaner, lahirlah mesin cuci... itu lahir dari bangsa barat kan?

kalau bangsa kita beda, karena tidak terbiasa berfikir, kalau liat rumah berantakan, bagaimana caranya agar tidak berantakan, maka rekrut pembantu rumah tangga, karena sewa pembantu, muncullah hirarki, orang yang sangat kaya itu begitu di hormati...

bahkan kalau ada yang demo anti korupsi, si pendemo teriak-teriak ganyang korupsi.. gantung koruptor dan lain sebagainya, ketika si pejabat (yang diduga koruptor) nya datang, si pendemo itu sun tangan... itu di bangsa kita...

nah... hirarki itu muncul dan masalah-masalah lain itu muncul karena kita tidak terbiasa berfikir.
Lebih parah lagi kalau hal seperti itu di bungkus dalam label "agama"...

kumaha maksudna?

Begini...
di kita ada istilah "Sami'na Wa Atho'na" Saya dengar dan manut aja...

padahal hal yang di lakukan adalah Taklid (Taklid atau Taqlid (Arab: تقليد) adalah mengikuti pendapat orang lain tanpa mengetahui sumber atau alasannya. - Wikipedia)

Kumaha lamun Kiyai na ternyata pas ngomong teh ngalindur? Atau si Pemimpin pas memberi pendapat teh, salah baca... ?

terus urang kudu kumaha?
nya teu kukumaha, cuma ngajak aja kalau kita harus terbiasa berfikir...

Taat itu di sertai Ilmu...
dan ilmu itu datang kalau kita terbiasa berfikir, loba nanya...

ulah kuma ceuk batur.
komo bari mematahkan budaya diskusi dengan memberikan Intruksi...

sakitu weh ieu mah...
hayu urang ngabaso...

rd. Sholeh Sutawijaya...
(Lain sasaha)

Bismillah

Bismillah...
Ceritanya dulu pernah ngaku jadi Blogger, bahkan gaya banget di undang kesana kemari, ngisi acara bikin workshop...  wah pokoknya keden deh.

tapi itu dulu...
seiring bergesernya era, blog pun ditinggalkan.
tulisan tulisan pun haya sebatas nulis ststus di facebook, atau 140 huruf (sekarang bisa lebih) di twitter.

padahal itu hanya tulisan yang tercecer.....

dan sekarang Insya Allah mau memaksakan diri untuk nulis, supaya anak anaku kelak tau seperti apa kelakuan bapaknya...

semoga bisa istikomah.


Brian Kamoed 

40 Nasehat Hasan Al Banna

Ketatnya persaingan dalam kehidupan, kadang membuat kita lupa akan nilai-nilai kemanusiaan. Hati ini selalu panas didera berbagai problema hidup. Untuk itu, agar hati kembali sejuk, ada baiknya kita merenungkan 40 nasihat yang disampaikan oleh Bapak pergerakan, Imam Hasan Al Banna.


1. Hendaklah engkau mempunyai wirid harian dari kitabullah tidak kurang dari satu juz. Usahakan mengkhatamkan Al-Qur’an dalam waktu tidak lebih dari sebulan dan tidak kurang dari tiga hari.
2. Hendaklah engkau membaca Al-Qur’an dengan baik, memperhatikannya dengan seksama dan merenungkan artinya.
3. Hendaklah engkau mengkaji Sirah Nabi dan sejarah para generasi salaf. Banyak membaca hadist Rasulullah saw, minimal hafal 40 hadist dalam Al-Arba’in An-Nawawiyah. Dan juga mengkaji pokok-pokok aqidah dan fiqih.
  
4.Hendaklah engkau bersegera melakukan general check up secara berkala atau berobat, begitu penyakit terasa mengenaimu. Disamping itu perhatikan faktor-faktor penyebab kekuatan dan perlindungan tubuh serta hindarilah faktor-faktor penyebab lemahnya kesehatan.
  
5. Hendaklah engkau menjauhi sikap berlebih-lebihan dalam mengkonsumsi kopi, teh, dan minuman perangsang lainnya. Hindarkan sama sekali rokok.

6. Hendaklah engkau perhatikan kebersihan dalam segala hal baik tempat tinggal, pakaian, makanan, minuman, badan dan tempat kerja, karena agama ini dibangun di atas dasar kebersihan.
  
7.Hendaklah engkau jujur dalam berkata dan jangan sekali-kali berdusta.
  
8.Hendaklah engkau menepati janji, jangan mengingkarinya, bagaimanapun kondisi yang engkau hadapi.
  
9.Hendaklah engkau menjadi seorang yang pemberani dan tahan uji. Keberanian yang paling utama adalah terus terang dalam mengatakan kebenaran, ketahanan dalam menyimpan rahasia, berani mengakui kesalahan, adil terhadap diri sendiri dan dapat menguasainya dalam keadaan marah sekalipun.
  
10.  Hendaklah engkau senantiasa bersikap tenang dan terkesan serius. Namun janganlah keseriusan itu menghalangimu dari canda, senyum dan tawa.
11.  Hendaklah engkau memiliki rasa malu yang kuat, berperasaan yang sensitive dan peka oleh kebaikan dan keburukan. Hendaklah engkau juga bersikap rendah hati dengan tanpa menghinakan diri, tidak bersikap taklid dan tidak terlalu berlunak hati.
12.  Hendaklah engkau bersikap adil dan benar dalam memutuskan suatu perkara pada setiap situasi. Jangan kemarahan melalaikanmu dari berbuat kebaikan, jangan permusuhan membuatmu lupa dari pengakuan jasa baik. Berkata benar meskipun itu merugikan orang yang paling dekat denganmu.
13.  Hendaklah engkau menjadi pekerja keras dan terlatih dalam aktivitas sosial. Bahagia jika dapat mempersembahkan bakti kepada orang lain, gemar membesuk orang sakit, membantu yang membutuhkan, menanggung orang yang lemah dan meringankan derita orang yang terkena musibah.
14.  Hendaklah engkau berhati kasih, dermawan, toleran, pemaaf, lemah lembut kepada manusia maupun binatang, berprilaku baik dalam berhubungan dengan semua orang, menjaga etika-etika sosial Islam, menyayangi yang kecil dan menghormati yang besar, memberi tempat kepada yang lain dalam majelis, tidak memata-matai, tidak menggunjing, tidak mengumpat, meminta izin jika masuk maupun keluar rumah dan lain-lain.
15.  Hendaklah engkau pandai membaca dan menulis, serta memperbanyak membaca koran, majalah atau tulisan lain. Bangun perpustakaan khusus, seberapapun ukurannya, konsentrasilah terhadap spesifikasi keilmuan dan keahlianmu jika engkau seorang spesialis, dan kuasailah persoalan Islam secara umum yang dengannya dapat membangun persepsi yang baik untuk menjadi referensi bagi pemahaman terhadap tuntutan fikrah.
16.  Hendaklah engkau memiliki usaha ekonomi yang mandiri, betapapun kecil, dan cukupkanlah dengan apa yang ada pada dirimu betapapun tingginya kapasitas keilmuan.
17.  Janganlah engkau terlalu berharap untuk menjadi pegawai negeri dan jadikanlah dia sebagai sesempit pintu rezeki namun jangan pula engkau tolak jika diberi peluang untuk itu. Jangan engkau melepaskannya kecuali jika ia benar-benar bertentangan dengan tugas dakwahmu.
18.  Hendaklah engkau perhatikan tugas-tugasmu secara cermat dan berkualitas.
19.  Hendaklah engkau penuhi hakmu dengan baik, penuhi hak-hak orang lain dengan sempurnan dan janganlah menunda-nunda pekerjaan.
20.  Hendaklah engkau menjauhkan diri dari judi dengan segala macamnya, apapun maksud di baliknya.Jauhi mata pencaharian yag haram, betapapun keuntungan besar yang ada di baliknya.
21.  Hendaklah engkau menjauhkan diri dari riba dalam setiap aktivitasmu dan sucikan ia sama sekali dari riba.
22.  Hendaklah engkau memelihara kekayaan umat Islam secara umum dengan mendorong berkembangnya pabrik-pabrik dan proyek-proyek ekonomi Islam. Engkau pun hendaklah menjaga setiap keping mata uang agar tidak jatuh ke tangan orang non-Islam dalam keadaan bagaimanapun. Janganlah makan dan berpakaian kecuali produk negeri Islammu sendiri.
23.  Hendaklah engkau memiliki kontribusi finansial dalam dakwah, engkau tunaikan kewajiban zakatmu dan jadikan sebagian dari hartamu itu untuk orang yang meminta dan yang kekurangan, betapapun kecil penghasilanmu.
24.  Hendaklah engkau menyimpan sebagian dari penghasilanmu untuk persediaan masa-masa sulit, betapapun sedikit dan jangan sekali-kali menyusahkan dirimu untuk mengejar kesempurnaan.
25.  Hendaklah engkau menghidupkan tradisi Islam dan mematikan tradisi asing dalam setiap aspek kehidupanmu. Jagalah sunah dalam setiap aktivitas tersebut.
26.  Hendaklah engkau memboikot peradilan peradilan yang tidak Islami, demikian juga penerbitan-penerbitan, organisasi-organisasi, sekolah-sekolah dan segenap institusi yang tidak mendukung fikrahmu secara total.
27.  Hendaklah engkau senantiasa merasa diawasi oleh Allah, mengingat akherat dan bersiap-siap untuk menuju ridlo Allah dengan tekad yang kuat, serta mendekatkan diri kepada Allah dengan banyak ibadah sunah, memperbanyak dzikir (hati dan lisan), dan berusaha m engamalkan doa yang diajarkan pada setiap kesepatan.
28.  Hendaklah engkau bersuci dengan baik dan usahakan agar senantiasa dalam keadaan berwudlu (suci) di sebagian besar waktumu.
29.  Hendaklah engkau melakukan sholat dengan baik dan senantiasa tepat waktu dalam menunaikannya. Usahakan untuk senantiasa berjamaah di masjid.
30.  Hendaklah engkau berpuasa Ramadhan dan berhaji. Kerjakan sekarang juga jika kamu telah mampu.
31.  Hendaklah senantiasa menyertai dirimu niat jihad dan cinta mati syahid. Bersiaplah untuk itu kapan saja kesempatan untuk itu tiba.
32.  Hendaklah engkau senantiasa memperbaharui taubat dan istghfarmu. Berhati-hatilah terhadap dosa kecil, apalagi besar. Sediakanlah-untuk dirimu-beberapa saat untuk mengintropeksi diri terhadap apa-apa yang telah dilakukan, yang baik maupun yang buruk. Perhatikan waktumu, karena waktu adalah kehidupan itu sendiri. Janganlah engkau pergunakan ia-sedikitpun- tanpa guna dan janganlah engkau ceroboh terhadap hal-hal yang syubhat agar tidak jatuh ke dalam kubangan yang haram.
33.  Hendaklah engkau berjuang meningkatkan kemampuan dengan bersungguh-sungguh agar engkau dapat menerima tongkat kepemimpinan. Hendaklah engkau menundukkan pandanganmu, menekan emosimu, dan memotong habis selera-selera rendah dari jiwamu. Bawalah ia hanya untuk menggapai yang halal dan baik, serta hijabilah ia dari yang haram dalam keadaan bagaimanapun.
34.  Hendaklah engkau jauhi khamer dan seluruh makanan atau minuman yang memabukkan sejauh-jauhnya.
35.  Hendaklah engkau menjauh dari pergaulan dengan orang jahat dan persahabatan dengan orang yang rusak serta jauhilah tempat-tempat maksiat.
36.  Hendaklah engkau perangi tempat-tempat iseng, jangan sekali-kali mendekatinya, serta jauhi gaya hidup mewah dan bersantai-santai.
37.  Hendaklah engkau mengetahui teman pergaulnmu satu persatu dengan pengetahuan yang lengkap dan kenalkanlah dirimu kepada mereka dengan selengkap-lengkapnya. Tunaikanlah hak-hak ukhuwah mereka dengan seutuhnya, hak kasih sayang, penghargaan, pertolongan dan itsar. Hendaklah hadir di majlis mereka, tidak absen kecuali ada udzur darurat, dan pegang teguhlah sikap itsar dalam pergaulanmu dengan mereka.
38.  Hendaklah engkau hindari hubungan dengan organisasi atau jamaah apapun, sekiranya hubungan itu tidak membawa maslahat bagi fikrohmu.
39.  Hendaklah engkau menyebarkan dakwahmu di manapun dan memberi informasi kepada pemimpin tentang segala kondisi yang melingkupimu. Jangan engkau berbuat sesuatu yang berdampak stategis kecuali dengan seijinnya.
40.  Hendaklah engkau senantiasa menjalin hubungan, baik secara ruhani maupun ‘amali, dengan Jamaah dan menempatkan dirimu sebagai “tentara yang berada di tangsi yang tengah menanti instruksi komandan”.

I Love You el

Hari masih pagi, namun kehidupan di rumahku sudah di mulai dari sebelum subuh.
"Abi datang,... Abi datang..." teriak el anakku yang pertama menyambut ku dengan ceria.oh iya, aku punya 2 anak. yang pertama namanya Mentariku El Jingga (el) umurnya baru tiga tahun dan yang ke dua Lembanyungku El Jingga (Ay) yang berumur dua tahun.

seperti biasa aku selalu ke pasar setiap pagi yang kebetulan jaraknya tidak begitu jauh dari rumah, mungkih hanya memerlukan waktu 5 menit saja, jika ditempuh dengan jalan kaki. dan memang aku selalu jalan kaki ke pasar, selain jaraknya yang dekat juga itung-itung olahraga.

pagi itu aku membeli keperluan  untuk usaha aku, yah aku punya usaha kecil-kecilan, tepatnya usaha istriku. aku buka counter Bandeng Qu Counter makanan serba bandeng di food station Yogya Grand Subang. dan memang aku kebagian tugas untuk belanja ke pasar karena untuk memastikan dapat barang dengan kualitas yang bagus. dan biasanya di pasar aku suka membelikan anak-anakku jajanan pasar, tapi kali ini aku kehabisan jajanan itu, mungkin karena aku berangkatnya agak siang. jadi aku hanya membelikan 3 buah salak untuk anakku.

"Abi, mana jajanannya?" kata el.
"yah,... jajananya abis el, tapi gantinya abi beliin salak" jawabku sambil mengeluarkan bungkusan plastik berwarna putih. tanpa ragu aku membuka dan makan satu buah salak yang ku beli itu.
"tapi, makanya di rumah aja ya! Abi belinya cuman tiga, malu sama tetengga kalo gak ngasih." kataku.
"kan ini ada dua, yang satu buat El sama ade dan satu lagi buat De Fat (tetanggaku red.) "katanya sambil menunjukan buah salak kepadaku.

oh malunya aku, ternyata anakku punya semangat berbagi yang jauh lebih baik dari aku.



INDONESIA

Suasana di jalan mulai ramai, kendati hari msh sangat pagi. matahari bersinar sedikit malu-malu, udara hanya bertiup pelan saja, tp pagi ini tersas sangat dingin.
segerombolan anak bersepedah, sambil berteriak-terian dengan candaan khas mereka. sepintas memang gak ada yang istimewa dengan segerombolan anak bersepeda, maklum di subang orang mulai gila "GOES" entah ini karena mereka mulai sadar tentang GO GREEN yang banyak di dengungkan atau karena trend yang dibawa oleh artis2 yang mereka lihat di tayangan infotaiment yang setiap hari dicekoknan dalam otak mereka.



yang pasti pagi itu aku melihat seorang anak dengan sepedah "butut", mengenakan kaos yang sedikit lusuh, tepat di dadanya ada bordiran yang kayaknya dia tempel dan jahit sendiri dengan tangan, bordiran itu seperti potongan dari sebuah atribut (entah atribut apa). yang dia tempel hanya bagian tulisannya saja. dari sorot mata dan raut mukanya aku tau, dia begitu bangga dengan tulisan dalam bordiran itu, INDONESIA. ya bordiran bertuliskan INDONESIA.

lalu apa istimewanya seorang anak INDONESIA yang tinggal di INDONESIA mengenakan bordiran didadanya bertuliskan INDONESIA? gak ada! aku cuman mikir, seandainya anak itu tau beberapa saat yang lalu demonstrasi meledak dimana-mana karena pemerintah negara yang dia tempel didadanya itu mau menaikan harga BBM yang pastinya akan berimbas pada harga beras yang ia makan dengan alasan ongkos angkut jadi naek. masihkah dia mau menempelkan tulisan INDONESI di dadanya?

seandainya dia tau betapa susahnya mencari pekerjaan di negara yang namanya dia tempelkan didadanya itu, sehingga ribuan orang harus di kirim keluar negara yang namanya dia tempelkan didadanya hanya untuk menjadi babu dengan imbalan sedikit embel-embel sebagai "pahlawan devisa" padahal tak sedikit dari mereka yang dikirim itu mati, disiksa, diperkosa, dijadikan pelacur. akankah dia masih mau menempelkan  "INDONESIA" didadanya?

seandainya dia tau betapa banyaknya pejabat negara yang namanya dia tempel didadanya itu  berurusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi, untuk mempertanggungjawabkan uang rakyat yang di makannya. akankah dia masih mau menempelkan "INDONESIA" didadanya?

semoga saja masih banyak anak-anak seperti dia yang gak menghiraukan serentetan masalah yang ada di INDONESIA, bangga menjadi anak INDONESIA, terus berjuang untuk INDONESIA dan menjadikan INDONESIA sebagai negara yang benar-benar membanggakan dunia.

semoga!!!